Rabu, 17 April 2024

Orang Tua Wajib Memberikan Pendidikan Moral Pada Anak


Orang tua mana yang tidak bahagia dan bangga jika anaknya cerdas, hebat dan berprestasi? Akan tetapi, bertumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas dan hebat saja tidak cukup. Anak harus memiliki karakter yang terpuji. Jika tidak, maka kecerdasan, kehebatan dan prestasinya tersebut hanya ia pakai untuk melukai orang lain bahkan orangtuanya. 

Saat ini, ada banyak anak berkonflik dengan hukum karena anak melakukan tindakan yang melawan hukum positif. Akibatnya, bukan kebanggaan dan sukacita yang dituai oleh orangtua, tetapi rasa malu, sakit, dan kecewa. Jika begini, bukan hanya orangtua dan orang lain yang dirugikan, tetapi juga anak itu sendiri. Itulah sebabnya anak perlu mendapatkan pendidikan nilai. Dengan demikian, anak akan bertumbuh menjadi individu yang memiliki penghargaan terhadap nilai-nilai moral seperti memiliki sopan santun, etika, hidup dalam kejujuran, memiliki rasa hormat kepada orangtua, menghargai hak-hak orang lain, memiliki empati kepada sesama, dan menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran.

Pendidikan nilai mengacu pada pendidikan yang menekankan pada pembentukan karakter, moral, dan nilai-nilai etika pada anak. Tujuan utamanya adalah untuk membentuk anak menjadi individu yang berintegritas dan bertanggung jawab. Untuk dapat memberikan pendidikan nilai yang efektif pada anak, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan, antara lain:

Menjadi Teladan (Role Model) yang Baik bagi Anak — Jadilah contoh yang baik bagi anak dengan mempraktikkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Anak memiliki kecenderungan belajar dari perilaku orangtua.

Menerapkan Pola Asuh Positif — Pola asuh positif adalah pola asuh yang digunakan dalam mendidik anak, dimana cinta kasih, penerimaan, penghargaan, dukungan, dan komunikasi yang baik dikedepankan. Dalam penerapan pola asuh positif juga dilakukan pemberian batasan yang jelas, menetapkan aturan yang tegas, memberikan contoh positif, serta memberikan ruang bagi anak untuk berkembang secara seimbang dalam aspek fisik-motorik, kognitif, sosio-emosional, psikoseksual, dan moral-spiritual.

Menciptakan Komunikasi Asertif dalam Keluarga — Komunikasi asertif adalah gaya komunikasi dimana seseorang dapat menyatakan pendapat, kebutuhan, atau perasaan dengan jelas dan tegas tanpa merendahkan atau mengintimidasi orang lain. Dalam komunikasi asertif orang dapat mengekspresi diri dengan jujur dan tegas, tetapi tetap menghormati hak dan perasaan orang lain. Komunikasi asertif perlu diterapkan dalam keluarga. Bangun atmosfer saling percaya dan terbuka dalam keluarga agar anak mau dan mampu berkomunikasi secara asertif. Doronglah anak komunikasi dengan terbuka tanpa takut dicemooh atau dihakimi. Dengan menerapkan komunikasi asertif, orangtua dapat menerapkan pendidikan nilai kepada anak.

Menggunakan Metode yang Tepat — Metode yang tepat dimana anak merasa senang dan tidak ada diintimidasi, akan memudahkan dalam memberikan pendidikan nilai pada anak. Misalnya: bercerita (story telling) dengan menggunakan cerita-cerita yang sarat dengan nilai-nilai moral, menonton video atau film, bermain peran (role play), atau permainan (games). Dorong anak berpikir kritis dan solutif terkait nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita yang didengar atau ditonton.

Membiasakan Anak Terlibat dalam Proses Pengambilan Keputusan — Ini bagus dilakukan guna melatih anak berpikir dengan jernih sebelum melakukan sesuatu, memikirkan dengan baik konsekuensi dari keputusan yang diambil, baik bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Melatih Anak Berkolaborasi — Dengan berkolaborasi dalam melakukan atau membuat sesuatu, anak belajar bekerjasama, toleransi, sabar, menghormati pendapat atau ide orang lain, menghargai perbedaan, dan berani menyatakan pendapat atau ide.

Menerapkan Penguatan (reinforcement) Positif — Penguatan (reinforcement) positif adalah pemberian hadiah atau stimuli positif setelah suatu perilaku dengan tujuan agar individu pelaku merasa senang dan perilaku tersebut terulang kembali. Contohnya: memberi pujian kepada anak setelah ia melakukan tugasnya mencuci piring dengan baik. Pemberian penguatan positif mengajarkan anak untuk mampu mengidentifikasi dan mengapresiasi perilaku-perilaku baik yang ditunjukkan orang lain. Apresiasi dapat ditunjukkan melalui pemberian pujian, hadiah, atau penghargaan positif lainnya.

Konsisiten dalam Memberikan Pendidikan Nilai pada Anak — Pastikan bahwa pendidikan nilai kepada anak diberikan dengan konsisten. Ketidakkonsistenan akan menimbulkan kebingungan pada anak. Konsistensi membantu anak memahami bahwa penerapan nilai-nilai baik tidak hanya pada suatu situasi tertentu, melainkan harus diterapkan secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari di mana pun anak berada.

Melatih Anak Memahami Peran dan Tanggung Jawabnya — Bantu anak apa yang menjadi peran dan tanggung jawabnya. Misalnya kewajibannya terhadap tugas-tugas di rumah, tanggung jawabnya terhadap kebersihan dirinya sendiri, dan tugas-tugas sekolahnya.

Melatih Anak untuk Disiplin — Kedisiplinan adalah salah satu nilai yang harus ditanamkan pada anak sejak dini. Latihan disiplin dapat dimulai dari ketaatan pada ketepatan waktu.

Melatih Anak untuk Bersikap Sopan Santun dan Beretika — Sejak dini anak harus dilatih untuk bersikap sopan, santun dan beretika. Latihan ini dapat dimulai dari cara bersikap dan bertutur kata kepada orang lebih muda, seumuran, dan orang yang lebih tua dari anak.
Melatih Anak untuk Jujur — Meskipun berkata atau bertindak jujur belum tentu selalu berbuah manis, tapi kejujuran adalah nilai yang sangat penting dan berharga. Oleh karena itu, sejak dini anak harus dilatih untuk hidup jujur. Misalnya: mau mengakui perbuatannya.

Melatih Anak untuk Berani — Pengaruh orang lain terutama teman dapat mempengaruhi perilaku dan nilai-nilai pada anak. Oleh karena itu, anak harus dilatih agar mampu mengidentifikasi pengaruh buruk dan berani menolaknya. Misalnya: anak berani menolak ketika diajak mencuri oleh temannya.

Melatih Anak untuk Menghormati Orangtua — Orangtua adalah kelompok usia yang harus kita hormati sekalipun kita tidak selalu setuju dengan apa yang mereka katakana dan lakukan. Sejak dini anak harus dilatih untuk hormat kepada orangtuanya termasuk kepada orang lain yang lebih tua darinya. Penghormatan dapat dilakukan melalui cara berbicara dan bersikap yang sopan. Bahkan, penolakan terhadap permintaan mereka harus disampaikan dengan cara yang santun dan penuh rasa hormat.

Melatih Anak untuk Menghormati Keberagaman dan Perbedaan — Keberagaman dan perbedaan selalu ada. Misalnya: agama, suku, warna kulit, selera, hobi, bentuk fisik, tingkat kecerdasan, status sosil ekonomi, serta status kesehatan fisik dan mental. Anak perlu diajarkan untuk menghormati perbedaan. Latih anak untuk menerapkan nilai-nilai keadilan, persamaan, dan penghargaan terhadap keragaman.

Melatih Anak Menggunakan Kata Maaf, Permisi, Tolong dan Terima Kasih dengan Tepat dan Konsisten — Anak perlu dilatih untuk menggunakan kata maaf, permisi, tolong dan terima kasih secara tepat dan konsisten karena penggunaan kata-kata ini adalah salah satu standar etika dan sopan santun.

Memperhatikan Pertumbuhan, Perkembangan dan Keunikan Anak — Hal ini harus jadi pertimbangan dalam memberikan pendidikan nilai kepada anak. Pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik dan keunikan anak.

Dengan memperhatikan hal-hal ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan dan perkembangan nilai-nilai positif pada anak.

Posting Komentar