Sabtu, 13 April 2024

Buatlah Standar Untuk Anak, Setiap Anak Itu Unik


Tidak ada anak yang bodoh. Bayangkan rasanya ketika orang tua atau orang-orang di sekitar membanding-bandingkan Anda dengan orang lain. Lalu, bagaimana pula rasanya ketika dulu orang tua Anda terus-menerus berkomentar tentang nilai-nilai sekolah Anda yang jelek?

Ada dua kemungkinan. Ada sebagian besar orang yang mungkin akan menjadikannya motivasi untuk bangkit dan percaya diri. Namun, ada juga mereka yang akan merasa tertekan dan menganggap dunianya sudah runtuh. Menurut Anda, kemungkinan mana yang biasanya lebih sering terjadi?

Jangan Terjebak Standar Orang Lain
Saya teringat, pernah suatu kali turut serta dalam seminar parenting. Pada sesi tanya jawab, ada seorang ibu mengajukan sebuah pertanyaan kepada narasumber: “Anak saya sangat pemalu ketika berada di kelas, padahal saya sudah berusaha untuk memberikan dorongan agar ia lebih berani seperti teman-temannya. Apa yang harus saya lakukan, ya?”

Ibu tersebut menganggap anaknya yang baru berusia lima tahun bermasalah karena tidak memiliki rasa percaya diri ketika harus ketika diminta ke depan kelas. Padahal, menurut ibu tersebut, sang anak sangat aktif ketika berada di rumah.

Melanjutkan ceritanya, sang ibu juga menambahkan telah seringkali menyemangati anaknya dengan mengatakan, “Dek, mbok kaya Mbak N itu loh, anaknya pintar dan berani. Ayo, besok kalau ibu guru minta Adek maju, enggak usah malu, ya!”

Menanggapi cerita sang ibu, narasumber pada acara tersebut mengatakan bahwa apa yang dirasakan Ibu tersebut kemungkinan besar juga dirasakan oleh ibunya dahulu. Bahwasanya, dahulu ia adalah seorang anak yang pemalu dan masih takut berinteraksi di sekolah. Hal ini wajar terjadi, karena lingkungan sekolah tidak senyaman lingkungan di rumah. Narasumber seminar juga menegaskan bahwa perlu waktu yang berbeda–beda untuk anak dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Mengingat usia anak yang masih sangat muda, narasumber mengingatkan bahwa masih ada waktu panjang untuk sang anak belajar dari lingkungan. Ibu tersebut pun tidak perlu terburu-buru menganggap sang anak sebagai anak yang bermasalah.

Terakhir, sang narasumber juga memberikan apresiasi kepada orang tua yang tetap memberikan dorongan bagi sang anak untuk memunculkan rasa percaya diri. Namun demikian, perlu diingat bahwa dorongan yang diberikan tidak boleh bersifat memaksa. Akan menjadi kesalahan fatal, apabila orang tua membandingkan anak dengan standar anak lainnya.

Sebab Setiap Anak Istimewa
Stimulus atau dorongan positif sangat penting untuk tumbuh kembang seorang anak. Misalnya, dengan melihat kembali apakah menjadi pemalu adalah hal yang buruk? Sebelum menganggap pemalu menjadi suatu masalah, kita perlu mengingat bahwa setiap anak terlahir dengan karakter dan temperamen yang berbeda-beda.

Tokoh pendidikan dan psikologi terkenal, Howard Gardner, menyatakan bahwa setiap orang tidak dapat disamakan. Cara yang dibutuhkan seseorang untuk mengeluarkan dan mengembangkan potensinya berbeda dari orang lain. Bahkan, menurut Gardner ada sembilan bentuk kecerdasan atau disebut juga multiple intelligences (kecerdasan majemuk).

Jadi, ketika anak tidak menunjukkan kemampuan mengagumkan dalam pelajaran atau kemampuan tertentu, bisa jadi dia memiliki kecerdasan yang lebih tinggi di aspek lain. Hal inilah yang mesti distimulasi dan dikembangkan oleh orang tua dan orang-orang di sekitar anak. Perlu diingat kembali bahwa makna kecerdasan tidak terbatas pada satu dua hal saja. Sebab pada kenyataannya, dalam diri anak terdapat banyak potensi yang bisa ia dikembangkan.

Setiap anak itu unik. Oleh karena itu, buatlah standar untuk dirinya sendiri dan jangan bandingkan dengan orang lain. Ketika Anda mulai lupa akan hal tersebut, coba baca kembali kutipan di awal tulisan ini.

Posting Komentar