Senin, 03 Juni 2024

MERAWAT KESEHATAN MENTAL KELUARGA


Sampai saat ini, masalah kesehatan mental belum dapat diselesaikan, baik di level kabupaten, provinsi, negara bahkan global. Ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah individu dengan gangguan mental yang dikenal dengan istilah ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) yang dirawat di rumah sakit, panti-panti/pusat-pusat layanan kesehatan mental, tidak dirawat sama sekali, dan menggelandang di jalanan. Selain itu, angka kejadian bunuh diri pun tidak bisa dikatakan sedikit, termasuk di kalangan anak-anak dan remaja. Ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental bukan masalah yang dapat dianggap sepele. Menurut World Health Organization (WHO),
 kesehatan mental adalah keadaan kesejahteraan mental yang memungkinkan orang mampu mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan mereka, belajar dan bekerja dengan baik, dan dapat berkontribusi pada komunitas mereka.

Mental yang sehat membuat individu mampu berpikir dengan jernih sehingga dapat membuat keputusan dengan tepat; dapat membangun hubungan yang sehat; dan dapat mengembangkan dirinya sendiri serta lingkungan atau komunitasnya. Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan individu  mengalami gangguan kesehatan mental, antara lain: memiliki riwayat gangguan psikiatri seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, skizofrenia, atau depresi; adanya riwayat gangguan kesehatan mental dalam keluarga; mengalami kekerasan fisik, perundungan (bullying) atau kekerasan seksual; menyalahgunakan napza; kehilangan anggota keluarga, pasangan/kekasih/ teman dekat; adanya konflik seperti konflik dengan keluarga, teman, rekan kerja; dan adanya tuntutan yang tak dapat dipenuhi. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada status  kesehatan mental individu adalah keluarga. Keluarga adalah suatu lembaga yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki ikatan karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan atau perbuatan hukum (misalnya: adopsi/mengangkat anak). Keluarga juga merujuk pada suatu relasi harmonis antara beberapa orang yang saling mengasihi. Oleh karena itu, keluarga adalah tempat yang paling aman dan nyaman bagi setiap anggotanya. Setiap anggota dalam suatu keluarga akan saling mempengaruhi satu sama lain, baik dalam hal positif maupun negatif. Misalnya: orangtua yang memiliki riwayat gangguan kesehatan mental membuat anak-anaknya berisiko mengalami gangguan yang sama; seorang suami yang emosional dapat membuat istri dan anak-anaknya tertekan; ibu yang mengalami depresi akan menimbulkan tekanan pada suami dan anak-anaknya; dan anak yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menurunkan status kesehatan mental orangtuanya. Oleh karena itu, kesehatan mental keluarga harus dirawat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat kesehatan mental keluarga, antara lain:

  • Menjadikan cinta kasih sebagai pondasi keluarga
  • Menerapkan gaya komunikasi asertif
  • Menciptakan relasi harmonis dalam keluarga
  • Menerapkan pola hidup sehat
  • Menghindari adiksi
  • Menghindari berkomentar negatif
  • Budaya saling mendukung, menyemangati dan memotivasi
  • Mewaspadai riwayat gangguan kesehatan mental dalam keluarga
  • Waktu keluarga (family time)
  • Konseling keluarga
  • Pendidkan literasi digital
  • Menerapkan pola asuh yang sehat dan seimbang
  • Manajemen konflik keluarga
  • Regulasi emos
  • Beribadah bersama

1)) Menjadikan Cinta Kasih sebagai Pondasi Keluarga

Banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan mental karena merasa tidak dicintai. Keluarga yang di dalamnya melimpah cinta kasih akan menjadi tempat ternyaman dan teraman bagi invidu. Seenak apa pun keadaan di luar rumah tidak akan membuat anggota keluarga lupa pulang. Ia akan selalu merasa rindu pulang. Sebaliknya, setidak enak apa pun yang dialami di luar rumah, misalnya penolakan, penghinaan, penghianatan atau perundungan, tidak akan membuat anggota keluarga jatuh karena ia punya keluarga yang  selalu siap menopang, menolong, menghibur dan menguatkannya dengan cinta kasih. Cinta kasih yang tulus dari keluarga dapat mengobati semua luka dan derita yang ia alami serta membuatnya mampu bangkit kembali. Keluarga dimana semua anggotanya saling mengasihi adalah keluarga yang sehat dan bahagia.

2)) Menerapkan Gaya Komunikasi Asertif

Mampu menyampaikan perasaan, keinginan dan pikiran dengan baik kepada pihak-pihak yang berkepentingan tanpa merasa takut ditolak sangat baik untuk menjaga kesehatan mental. Oleh karena itu, komunikasi asertif harus diterapkan sebagai gaya komunikasi dalam keluarga. Dengan demikian, semua anggota keluarga dapat saling  memahami dan menerima. Tidak ada yang perlu dicemaskan atau disembunyikan karena semua anggota keluarga mampu berkomunikasi dengan baik. Hal-hal yang tidak baik pada anggota keluarga dapat dicegah. Apabila terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan pada salah satu anggota keluarga, maka keluarga dapat dengan segera membantu.

3)) Menciptakan Relasi Harmonis dalam Keluarga

Relasi yang harmonis dalam keluarga dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis individu. Oleh karena ini relasi harmonis dalam keluarga harus diciptakan. Hal ini tentu membutuhkan peran aktif dari setiap anggota keluarga.

4)) Menerapkan Pola Hidup Sehat

Mens Sana in Corpore Sano, yang artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan mental keluarga juga ditentukan oleh pola hidup yang diterapkan keluarga. Agar status kesehatan mental keluarga dalam keadaan baik, maka penting bagi keluarga untuk menerapkan pola hidup yang sehat. Misalnya: mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, berolahraga dengan teratur, istirahat yang cukup, minum air putih sesuai dengan kebutuhan tubuh, tidak merokok, membatasi minuman yang mengandung alkohal serta tidak mengkosumsi narkoba dan obat-obatan terlarang.

5)) Menghindari Adiksi

Adiksi terhadap narkoba, pornografi atau games terbukti dapat merusak kesehatan mental. Oleh karena itu, edukasi tentang bahaya adiksi dalam keluarga penting untuk dilakukan guna menghindarkan keluarga dari segala bentuk adiksi.

6)) Menghindari Berkomentar Negatif

Komentar yang negatif yang ditujukan kepada anggota keluarga dapat mempengaruhi kondisi psikologisnya. Tidak semua orang mampu merespon komentar negatif yang ia terima dengan lapang dada. Oleh karena itu, pemberian komentar negatif kepada siapa pun dalam keluarga harus dihindari. Jika ada hal yang harus dikoreksi atau bahkan dikritik, sebaiknya memilih cara yang lebih tepat sehingga dapat diterima.

7)) Budaya saling Mendukung, Menyemangati dan Memotivasi

Dalam hidup ini dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga dapat melemahkan semangat. Misalnya: kegagalan, penolakan, penghianatan, masalah pekerjaan, masalah sekolah atau masalah dalam pertemanan. Dalam kondisi sedih atau kehilangan semangat, individu memerlukan dukungan dari keluarga. Jadi, sangat penting budaya saling mendukung, menyemangati dan memotivasi ditumbuhkembangkan dalam keluarga.

8)) Mewaspadai Riwayat Gangguan Kesehatan Mental dalam Keluarga

Adanya riwayat gangguan kesehatan mental dalam keluarga merupakan salah satu faktor resiko yang dapat membuat individu mengalami gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, riwayat gangguan kesehatan mental dalam keluarga harus diwaspadai agar dapat dilakukan upaya preventif.

9)) Waktu Keluarga (Family Time)

Kedekatan emosional dalam keluarga menjadi salah satu faktor penentu bagi kualitas kesehatan mental. Kedekatan emosional dalam keluarga harus dibangun. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membangun kedekatan emosi itu adalah kebersamaan. Itulah sebabnya waktu untuk bersama-sama dengan keluarga (family time) harus selalu disediakan. Kebersamaan dapat membuat semua anggota keluarga merasa santai, dekat, kompak dan saling mengenal. Kondisi ini dapat meningkatkan status kesehatan mental kelaurga.

10)) Konseling Keluarga

Ada kalanya keluarga memerlukan pihak lain untuk bertukar pikiran, terutama untuk hal-hal yang tidak dipahami atau menjadi masalah. Mengikuti layanan konseling keluarga dapat dilakukan. Hal ini baik guna mendapatkan pencerahan sehingga kestabilan kesehatan mental keluarga tidak terganggu.

11)) Pendidikan Literasi Digital

Digital merupakan kebutuhan hidup di era ini. Sayangnya, digital yang identik dengan internet tersebut memiliki efek yang negatif jika tidak digunakan dengan bijaksana. Ada sangat banyak hoaks yang tersebar, pun berbagai bentuk kecanduan bisa terjadi. Dengan demikian, pendidikan literasi digital sangat penting diberikan pada keluarga.

12)) Menerapkan Pola Asuh yang Sehat dan Seimbang

Pola asuh yang diterapkan pada anak akan mempengaruhi kesehatan mental anak. Jadi, orangtua harus mampu menerapkan pola asuh yang sehat dan seimbang. Orangtua harus tahu kapan dengan bijaksana bersikap permisif, demokratis dan otoriter.

13)) Manajemen Konflik Keluarga

Ada kalanya konflik dalam keluarga tidak dapat dihindarkan. Konflik keluarga yang tidak diselesaikan dengan baik dapat menurunkan status kesehatan mental keluarga.  Oleh karena itu, keluarga perlu memiliki  manajemen khusus untuk menyelesaikan konflik, misalnya dengan retreat atau diskusi.

14)) Pendidikan Regulasi Emosi

Manusia adalah makhluk emosi. Kadang kala muncul emosi negatif pada anggota keluarga yang disebabkan oleh hal-hal beragam. Walaupun demikian, bukan berarti emosi negatif dapat dikeluarkan dengan sembarangan karena dapat menimbulkan berbagai masalah dan menggangu kesehatan mental keluarga. Itulah sebabnya pendidikan regulasi emosi penting diberikan kepada setiap anggota keluarga. Kecakapan dalam meregulasi emosi pada semua anggota keluarga akan meningkankan status kesehatan mental keluarga.

15)) Beribadah Bersama

Beribadah bersama sesuai dengan ajaran agama yang dianut keluarga diyakini dapat memelihara dan meningkatkan status kesehatan mental keluarga. Jadi, beribadah bersama penting untuk dilakukan oleh keluarga.

Kondisi kesehatan mental salah satu anggota keluarga  dapat mempengaruhi kesehatan mental anggota keluarga yang lainnya. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental, maka keluarga harus membangun sistem dukungan (support system). Sistem dukungan yang baik dari keluarga akan membantu dalam pemulihan kesehatan mental anggota keluarga yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:

# Segera Mencari Bantuan Tenaga Ahli

Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental sebaiknya bertemu dengan psikolog klinis atau psikiater yang berpengalaman guna mendapatkan diagnosa klinis dan perawatan. Psikolog klinis dan psikiater dapat ditemui di hampir semua rumah sakit, baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik swasta. Diagnosa dini yang tepat akan menolong dalam ketepatan dan kecepatan perawatan.

# Jangan Biarkan Dia Sendirian

Biasanya, delusi atau halusinasi yang dialami banyak orang dengan gangguan kesehatan mental terjadi ketika ia sendirian. Hal ini berbahaya, apalagi jika halusinasi berupa perintah untuk melakukan hal-hal yang berisiko. Menemani anggota keluarga yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental adalah bentuk dukungan (support). Dengan demikian ia tidak merasa sendirian dan ditinggalkan, serta bersemangat menjalani terapi (pengobatan). Selain itu, selalu menemaninya akan menghindarkannya pergi dari rumah tanpa ditemani oleh anggota keluarga lainnya.

# Mendukung Pengobatan

Pengobatan dapat berbentuk terapi farmakologi, yakni pemberian obat-obatan yang dibutuhkan, yang diberikan oleh psikiater dan psikoterapi. Dukungan keluarga dalam proses pengobatan sangat dibutuhkan. Jangan berhenti minum obat atau mengurangi dosis obat jika bukan atas perintah dokter! Semua hal yang terkait obat-obatan harus di bawah pengawasan dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater). Apabila diperlukan perawatan inap di rumah sakit atau panti, hal itu pun harus didukung.

# Menciptakan Suasana Kondusif

Suasa kondusif di rumah akan membantu proses pemulihan anggota keluarga yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, ciptakanlah suasana yang kondusif!

# Amankan Benda-benda Berbahaya

Halusinasi atau keadaan lain dapat memicu anggota keluarga yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental melakukan upaya menyakiti diri sendiri atau orang lain. Itulah sebabnya, senjata api, senjata tajam, cairan pembersih lantai, racun serangga, alkohol dan zat-zat berbahaya lainnya harus dijauhkan dari jangkauannya.

# Siaga

Merawat anggota keluarga yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental di rumah tentu bukan hal yang mudah. Kesiagaan penuh dari keluarga sangat diperlukan. Menyimpan nomor telepon Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Jiwa terdekat adalah penting sehingga pertolongan dapat segera diperoleh jika diperlukan.

Posting Komentar