Sabtu, 06 April 2024

Cinta Tak pernah Gagal, Maka Taburlah Benihya

 

Terlepas dari kesalahan yang mereka lakukan, di mata kami Selter Rumah Hati, mereka tetaplah seorang anak. Mereka adalah anak-anak yang rindu bersama keluarga, rindu untuk bermain, bersenda gurau, dan tertawa bersama. Namun demikian, tak banyak dari mereka yang bisa karena, terisolasi dengan stigma masyarakat.

Hari ini Pendamping Shelter Rumah Hati berdiskusi seputar tradisi puasa serta lebaran di keluarga dan daerah mereka masing-masing. Kami juga berdiskusi mengenai tantangan-tantangan yang mereka hadapi selama menjalankan ibadah puasa di Shelter Rumah Hati. Beragam cerita disampaikan oleh anak-anak ABH, mulai dari masakan khas, seperti menu wajib lontong opor dan sambal goreng, permainan membunyikan petasan, tradisi menaikkan lampion, hingga berziarah ke makam leluhur. Bahkan, anak-anak tak segan bercerita bagaimana mereka secara sembunyi-sembunyi membeli es teh di warung agar tidak ketahuan orang tua. Seru, lucu, dan pastinya berkesan.

Meski seru, tidak semua anak mau merespons pendamping dengan baik dan pendamping sangat memahami tindakan tersebut. Kehidupan mereka yang keras, tak jarang di jalanan membuat mereka kehilangan rasa simpati. Mereka tidak mudah percaya pada seseorang. Bahkan, mungkin mereka tidak biasa menerima bentuk perhatian lebih seperti yang pendamping berikan. Berangkat dari hal inilah Shelter Rumah Hati berusaha setidaknya bisa menjadi teman bagi mereka. Pendamping ingin menjadi teman bermain, berbagi cerita, dan yang terpenting adalah mempersiapkan mereka ketika nanti tiba saatnya mereka harus kembali ke masyarakat.  Tak mudah menghadapi stigma masyarakat terhadap status mereka yang mantan ABH. Kondisi ini yang kerap membuat mereka kembali ke lingkungan komunitas mereka dahulu, karena hanya di sana mereka merasa bisa diterima. Sungguh sangat disayangkan memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat kita.

Meski tak banyak yang Shelter Rumah Hati lakukan namun kami percaya, ketika kami berangkat dengan ketulusan hati untuk memberi entah itu perhatian, tenaga, materi, kami sedang menabur benih cinta, dan sekali lagi bahwa cinta tak pernah gagal. Demikian yang kami harapkan untuk anak-anak di ini, semoga benih cinta yang kami tabur boleh bertumbuh di hati mereka. Terlepas sebesar apapun kesalahan yang mereka perbuat, tetap akan ada kesempatan untuk mereka berubah menjadi yang lebih baik.

Inilah yang membuat kami tetap semangat untuk terus menabur benih cinta dan melakukan semuanya dengan sukacita….

Posting Komentar