Minggu, 07 April 2024

Yang Dijual Bukan Karya Tapi Ketekunan, Yang Dibeli Bukan Karya Melinkan Kekaguman


"Mereka terlahir dari sebuah cinta. Mengapa kita membiarkan mereka terisolasi, kalau kita punya kekuatan dan kemampuan untuk membawa mereka ke masa depan yang lebih baik. Mungkin tidak sepenuhnya, tetapi cukup selangkah saja, itu juga cukup,”

Di Shelter Rumah Hati tak kemudian membuat seorang anak ABH mati kreativitasnya. Apalagi bagi mereka yang usia sekolah yang memiliki daya kreativitas tinggi. Pendamping selalu mendampingi minat bakat anak ABH sesuai yang mereka inginkan. Hal ini terlihat dari salah satu karya Kerajinan yang dibuat dari hati yang bernama RF anak ABH.

Kehadiran karya yang anak suka'i melatih mereka konsetrasi, disiplis, serta meluapkan prasaan Negatif lewat media karya-karya mereka.

Prof Yusti, pendiri Rumah Hati sering menekankan pada pendamping, cara mengekspresikan dengan pelatihan membuat karya sesuai yang mereka sukai tersebut cara yang baik untuk mengekspresikan perasaan mereka di tengah kehidupan yang berbeda dengan banyak batasan. Belum lagi stigma negatif yang lekat pada ABH sering kali membuat ABH semakin tertekan.

“Itu situasi kehidupan yang tidak mudah mereka jalani, lalu pesan yang mengerjakan membuat karya, yaitu ada sesuatu hal dari mereka yang berupa potensi atau value yang sifatnya positif dan itu memang diperlukan dan relevan supaya mereka survive, dalam menjalani kehidupan maupun survive ke depannya,” ujar beliau.

Menurut beliau, perlu ada pemahaman yang sama dari orang-orang di sekitar ABH untuk memisahkan antara tindakan dan manusianya. Sebab, generalisasi dan cap buruk yang semena-mena dilekatkan justru akan menghambat perkembangan dan pembinaan anak.

“Manusia kan kompleks, secara spesifik menghadapi anak berkonflik dengan hukum sebagai pelaku, kita perlu memahami bahwa kita tidak bisa menerima apa yang dilakukan, kita kutuk keras apa yang mereka lakukan. Tetapi anak berkonflik dengan hukum dalam penelitian dan berbagai praktik kan sebenarnya adalah korban dari keluarganya yang tidak suportif, korban dari lingkungan yang banyak mengekspos kekerasan, korban dari sistem juga.”

Oleh karena itu, mari kita membantu merehabilitasi mereka dengan cara membeli hasil karya mereka, bantu donasi maupun menjadi relawan Shelter Rumah Hati

Posting Komentar